Review Novel “Walking After You” by Windry Ramadhina


Kembali lagi membaca karya-karya romance dari Gagasmedia. Sebenarnya sudah menjadi bagian untuk membaca karya-karya dari mbak Windry Ramadhina. Kali ini adalah buku ketujuh dari beliau berjudul Walking After You.

 

walking after you

Judul : Walking After You
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagasmedia
Tebal : 320 hlm
Terbit : 2014

Masa lalu akan tetap ada. Kau tidak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.

Pada kisah ini, kau akan bertemu An. Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit. Doa-doa yang lupa kembali kepadanya.

An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat yang sama. Bersama impian yang tak bisa ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.

Pernahkan kau merasa seperti itu? Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu? Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka.

Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.

***

Novel ini menceritakan kisah An (Anise) yang mempunyai saudara kembar bernama Arlet dan mereka sama-sama menyukai memasak. An dengan masakan Italia dan Arlet dengan kue-kue. Keinginan mereka adalah untuk membuka sebuah toko makanan Italia dan kue-kue Prancis. Namun suatu terjadi ketika Saudaranya meninggal dunia dalam kecelakaan mobil setelah pertengkaran hebat mereka berdua. Keributan terjadi karena Arlet mengetahui hubungan An bersama Jinendra, lelaki yang Arlet sukai ketika berada di La Spezia. An yang merasa berasalah atas kematian saudara kembarnya, terkurung dalam masa lalu. Ia membangun mimpi untuk menjadi koki kue seperti Arlet, mimpi Arlet, bukan An. Hingga Ia bekerja di Afternoon Tea milik sepupunya dan bertemu Julian, seorang koki kue yang mengubah hidupnya. Jinendra yang kemudian hadir kembali setelah 2 tahun berpisah membawa kenangan-kenangan tentang masa lalu mereka, An, Arlet dan Jinendra. An dalam pilihan yang sulit antara masa lalu dan menuju impiannya.

Ini adalah novel kelima Mbak Windry yang saya baca setelah Memori, Montase, London, dan Interlude. Lagi-lagi sangat menyukai tulisan-tulisannya. Meskipun di pusingkan dengan kisah-kisah makanan dan kata-kata khusus dalam bidang memasak serta kalimat-kalimat Bahasa Italia, namun hal itu justru menarik untuk mendapatkan pengetahuan baru. Bagi yang sangat menyukai memasak kue, buku ini dapat menjadi motivasi tersendiri. Kisah dituliskan secara manis, dan apik. Gabungan alur masa lalu dan kini nya juga pas menurut saya. Di awal menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi dan membuat penasaran. Menurut saya sendiri ending ceritanya yang sedikit kurang terlalu “wah”. Tetapi secara keseluruhan novel ini membuat saya ingin cepat menyelesaikannya. Menarik.

Satu quote yang sangat saya sukai dari novel ini berada di halaman 293.

“Untuk melepaskan masa lalu, yang harus kulakukan bukan melupakannya, melainkan menerimanya. Dengan menerima, aku punya kesempatan untuk belajar memaafkan diri sendiri.

4 bintang dari 5 bintang untuk Walking After You.

14 thoughts on “Review Novel “Walking After You” by Windry Ramadhina

  1. Gw kudet banget kalo soal novel Indonesia. Baru sampe tere Liye. Thx Yaz, kapan-kapan gw cari novel ini. Lagi rajin sih baca novel Indonesia, cuma ya itu kurang variatif.

    • heehee.. semuanya hampir sama mungkin ya mas Dani kisahnya. Tapi banyak juga yang menarik2.. kall jeli memilihnya mas 😀
      akupun belom pernah satupun baca Tereliye 😀

  2. Saya malah belum pernah ketemu novelnya Mbak Windhry di toko buku, jadi belum pernah baca novelnya secara full. Doh, jadi malu :hihi.
    Tapi memang tulisannya keren banget sih, setelah saya baca sedikit dari sini, Bro, hehe. Oke, fix setelah ini kita cari novelnya! Terima kasih untuk rekomendasinya! :)).

  3. sori aku sering komen gak nyambung dari postingan kamu.
    aku sekarang gak berani lagi ngeblog pake winterwing lagi sebab takut salah posting lagi nanti jadi mengecewakan teman-teman termasuk kamu. aku sering salah posting lalu terpaksa hapus posting-posting yang udah susah payah aku tulis. akibatnya komentar dan like dari teman-teman jadi terhapus.

  4. akhirnya An balik sama Jinendra atau Julian, atau gimana.. duhh, makin dibuat penasaran nih sama reviewnya.
    nama Windry Ramadhina kok saya masih asing yah.. jarang nemu buku dia.

Leave a reply to Firman Cancel reply